Prodigits |
! You are not logged in to Prodigits. Please register or login.
mimu
Dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada akhir...

Begitu kata temanku sehari yang lalu, ketika sedang mencerna satu cerita tentang mitologi cinta.
Agaknya dia telah mulai menyadari dan memahami sesuatu. Tampaklah dahi cantiknya mengernyit seperti tumbuhan hias Gelombang Cinta.
Apalagi ketika dalam ceritanya, dirasa betapa ngeri ngayahi jejibahan hidup ketergantungan terhadap seseorang. Seseorang yang tiba-tiba saja masuk ke dalam diri pribadi secara rapi, terencana, sedikit lagi, dan lagi.
Seseorang istimewa yang telah mengambil alih semesta perasaan yang ada.
Ketika kekasihnya dirundung kesedihan, maka terbawa suasana. Bersegeralah ia mengkaji satu kamus besar bahasa tertentu dalam benaknya, memilah-milah kosakata yang sesuai untuk meredakan gundah hati kekasihnya.
Dan ketika cinta telah bertahta dan mengambil segenap waktu dan tenaga, ketergantungan ini semakin menjadi arah mata angin yang tiada juga menentu. Mungkin seperti para Ksatria yang sedang mengelilingi taman kahyangan yang sulit dicerna panca indera.

Aku mulai teringat ketika aku sedang jatuh cinta. Terasa seperti sedang memasuki satu wilayah yang sama sekali baru, wilayah yang membentang di antara sedih dan gembira.
Suatu wilayah yang seolah memiliki pintu gerbang kata tanya. Akankah langkah yang terarah dari ketergantungan ini akan memandu ke taman bahagia?
Agaknya ketika bercinta akan segera mengajari betapa tidak mandirinya manusia. Satu ilmu baru sedang tersingkap bahwa ternyata perasaan itu seperti peristiwa alam yang hendaknya diterima dengan lapang dada.
Lalu temanku yang kemarin itu seolah akan tersenyum, ketika mengingat pertanyaan yang sama di tempat yang berbeda, bahwa akankah lebih bahagia apabila menolak keinginan rasa.

(ke halaman selanjutnya)
Baby3.gif
21 Replies 2593 Views 0 Favourites
Page #: 1/3
> »
Page #: /3
> »

Reply


Download PRODIGITS Android APP