Catatan yg dimaksud adalah: Bahwa anda bro @juw-n dengan si wanita (cewe anda), telah menghadap ortu si cewe, dan meminta secara baik2 agar anda berdua dinikahkan, karena anda berdua saling cinta dan sudah sepakat untuk menikah. Akan tetapi ortu si cewe menolak dgn alasan karena anda bro @juw-n belum bekerja atau belum mapan.

Penolakan ortu si cewe karena alasan anda belum mapan itu tidak ada landasan hukumnya didalam hukum syari'. Penolakan ortu yg berlandaskan syara' al: a) yg meminta anaknya bukan muslim. b) yg melamar itu nyata fasiqnya (pelaku maksiat) c) yg bersangkutan menolak (anak perempuannya).

Diluar alasan2 syara tersebut, maka si ortu yg menolak menikahkan anaknya dihukumkan berdosa. Sesuai dgn dalil hadits nabi: ''bukan ummatku jika tidak melakukan 4 perkara, 1) menyegarakan membayar hutang jika sudah ada pembayarnya. 2) menyegerakan menikahkan anak perempuannya jika sudah ada yg berkehendak 3). Menyegarakan fardlu kifayah mayit 4) menyegarakan menyantap hidangan pabila sudah terhidang.

Jadi jelas disana, ortu yg menolak menikahkan anaknya hanya karena alasan kurang mapan, tidak berlandaskan hukum syara', dan nabi tegas mengatakan bahwa itu bukan termasuk didalam golongan ummat beliau. Maka dgn sendirinya perwalian itu pun gugur. Dan pernikahan dgn wali hakim disini hukumnya SAH.

Tapi bro @juw-n, bukankah penolakan ortu si cewe terhadap anda adalah karena anda belum bekerja? Untuk alasan etika, hal itu masih bisa dimengerti. Ortu manasih yg ga khawatir melepaskan anak perempuannya ketangan seorang pengangguran? Tetapi penolakan mereka tsbt juga tidak terlalu prinsipil bukan?

Artinya disini, hal itu masih bisa disikapi dgn bijak. Dengan mencari kerja terlebih dahulu. Menunjukkan sikap bersungguh2 dan bertanggung jawab didepan ortunya. Karena kebanyakan ortu itu tidak semata-mata melihat harta anda. Tetapi ortu itu melihat anda bersungguh2 serta ulet dalam bekerja, serta bertanggung jawab pada diri sendiri, hal itu sudah cukup memuaskan hati si ortu tuk melepaskan anaknya kpd kita.

Jangan pernah untuk berpikir melakukan jalan bekstrit semisal menghamilinya terlebih dulu. Itu bukan perbuatan orang islam, perbuatan itu adalah perbuatan orang kafir. Berikhtiar dan berusahalah dgn cara halal seperti yg sebutkan diatas tadi. Mudah2an kita mendapat taufik dan hidayah dari alloh subhana wa ta'ala. AMIN.

amin

Menjawab pertanyaan bro @rienggo. Mahar atau mas kawin bukan termasuk rukun nikah. Mahar itu adalah syarat antara pengantin pria dan pengantin wanita ketika mengucapkan lafadz ijab qobul. Dan yg namanya syarat itu wajib dipenuhi tetapi tidak ditentukan benda maupun kadarnya. Jadi tergantung kesanggupan dan persetujuan antara mempelai lelaki dengan mempelai wanita.

Dari sebuah hadits riwayat: Ketika seorang lelaki mendatangi rasulululloh, dan menceritakan maksudnya ingin menikah dgn seorang wanita yg ia suka dan wanita itupun juga suka maka nabi bertanya akan maharnya. ''adakah bagimu sebentuk cincin emas?'. Lelaki itu menjawab ''tidak ya rasululloh''. Nabi bertanya kembali ''cincin tembaga?''. Jawb silelaki ''tidak ya rasululloh''. Nabi masih bertanya ''adakah sesuatu benda berharga yg kira2 layak dijadikn mahar?''. Jawab silelaki ''t

Jawab silelaki ''tidak ya rasululloh, selain dari pakaian yg kupakai ini, tidak ada lagi yg kumiliki''. Kemudian akhirnya nabi bertanya ''adakah engkau menghapal sebuah ayat al qur'an..?''. Lelaki tersebut menjawab ''ada ya rasululloh.!''. Dan kemudian rasululloh menikahkan lelaki tsb dgn si wanita dengan mahar atau mas kawin sebuah ayat al qur'an.

makasih penjelasannya bro xram

Dari hadits tersebut jelaslah, mahar atau mas kawin adalah sesuai kemampuan pengantin lelaki dan di setujui oleh pengantin wanita. c*ma sekarang ini banyak yg salah mengerti antara mahar dan mas kawin. Katanya, mahar itu yg sampai berpuluh2 juta, sedangkan mas kawin itu cincin, atau seperangkat alat sholat dll. Padahal yg namanya mahar itulah mas kawin. c*ma saja mahar itu dalam bahasa arab sedangkan mas kahwin dalam bahasa indonesia.

Sedangkan yg sampai berpuluh juta itu, kalau orang melayu bilang UANG HANTARAN. kalau orang minang bilang PITIH BALANJO dan dalam bahasa indonesia disebut UANG BELANJA, yg dipergunakan untuk keperluan perhelatan dalam acara pernikahan tersebut. Hal ini sudah diluar dari syarat rukun nikah. Jadi tergantung kesepakatan keluarga kedua belah pihak.

INFO : hari ini 2 temen qta nak prodi lg melangsungkan pernikahan, mereka kang budi aka Kocloq sama wi2n aka mamaindy, smoga mereka berdua bahagia di dunia dan akhirat. *AMIN*

amin..semoga pnikahan na penuh berkah..

Terimakasih bnyk atas penjelasa'y kang @xram...o iya,blh aq kopy penjelasan'y?...coz aq cm takut hilaf nanti'y klo lupa :-)... Sekali lg terimakasih bnyk kang untuk di copy'y ;) @xram

Kalo nikah sm ce yg usianya lebih tua 2 atw 3 thn dari co nya gimana tuh yah? ..Mohon info, hari-nya udah deket

Anu mksdqu...Harinya udah smakin deket, hehe..