![]() |
@wilman | |
kalo topik sebelah berusaha buat diskusi,tp timpang kr hy kedok bwt pembenaran sepihak.penuh dgn standar ganda..nah disini mari qt bahas tuntas ke akar2nya,ceile hama wereng kalee di libas |
||
145
Replies
26656
Views
0 Favourites
|
Page #: 1/8 |
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
aq ambilkan dr blog noenx cahyo ya..mari di simak
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Mirza Ghulam Ahmad (lahir di Qadian, Punjab, India, 13 Februari 1835 meninggal 26 Mei 1908 pada umur 73 tahun), seorang tokoh rohaniawan dari Qadian, India, dia adalah pendiri gerakan keagamaan Ahmadiyah
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Dia mengaku sebagai kedatangan Yesus/Isa yang kedua kalinya, Mesiah yang dijanjikan, Imam Mahdi, begitu juga sebagai Mujaddid diabad ke 14 Islam. bagaimanapun, pengakuannya tidak begitu saja diterima oleh sebagian umat Muslim dan sebagian besar melihatnya sebagai Nabi palsu
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Nama yang asli hanyalah Ghulam Ahmad. Sedangkan Hazrat adalah kata penghormatan kepada dia oleh para pengikutnya. Kata Mirza melambangkan keturunan bangsawan dari Moghul. Adalah merupakan kebiasaan, dia suka menggunakan nama Ahmad agar lebih ringkas
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Hazrat Ahmad adalah keturunan Haji Barlas, raja kawasan Qesh, yang merupakan paman Amir Tughlak Temur. Tatkala Amir Temur menyerang Qesh, Haji Barlas sekeluarga terpaksa melarikan diri ke Khorasan dan Samarkand, dan mulai menetap disana. Tetapi pada abad ke 10 Hijriah atau abad ke 16 Masehi, seorang keturunan Haji Barlas bernama Mirza Hadi Beg beserta 200 orang pengikutnya hijrah dari Khorasan ke India karena beberapa hal, dan tinggal di kawasan sungai Bias dengan mendirikan sebuah perkampungan
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
bernama Islampur, 9 km jauhnya dari sungai tersebut. Ia lahir di Punjab, India pada 13 Februari 1835 atau 14 Syawal 1250 H, pada waktu shalat subuh hari Jumat, di rumah Mirza Ghulam Murtaza di desa Qadian
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Ia lahir dalam sebuah keluarga yang berkecukupan sebagai bayi kembar, namun kembarannya meninggal saat lahir. Dia dikabarkan selalu menghabiskan waktunya di mesjid dengan mempelajari Al Quran dan pelajaran agamanya, Islam. Hal itu tidak sesuai dengan kemauan ayahnya yang ingin agar dia menjadi seorang pengacara atau seorang pegawai negeri
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Dalam mempelajari hal-hal keagamaan, dia selalu berinteraksi dengan banyak orang Islam, orang non Islam, dan dengan misionaris Kristen yang selalu diajaknya berdiskusi
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Ketika Ahmad berumur 40 tahun, ayahnya wafat. Waktu itu Ahmad mengaku bahwa Tuhan telah berkomunikasi dengannya melalui wahyu. Sejak saat itu Ahmad banyak menulis untuk melawan apa yang menurutnya sebagai tulisan-tulisan anti Islam dari berbagai kelompok misionaris Kristen. Dia juga fokus dalam melawan berbagai dampak yang dilakukan oleh kelompok-kelompok seperti Brahma Samaj
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Selama periode ini dia sangat diterima oleh berbagai golongan Islam yang ada saat itu
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Tidak sedikit para ulama yang menentang dan berusaha menasehati Mirza Ghulam Ahmad (MGA) agar ia bertaubat dan menghentikan dakwah yang dibawanya itu. Namun, usaha itu tidak juga membuat pemimpin Ahmadiyah ini surut dalam menyebarkan dakwahnya
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Salah satu keberatan yang dialamatkan kepada Pendiri Jemaat Ahmadiyah adalah Mirza Ghulam Ahmad telah mengajukan sebuah doa untuk menantang (Mub? halah) Maulvi Sanaullah yakni jika diantara mereka berdua salah satunya adalah orang yang sesat dan palsu. Saat itu Mirza Ghulam Ahmad berumur 62 tahun dan Maulvi Sanaullah yang berasal dari Amritsar adalah seorang muda berusia 29 tahun
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Daftar nama para ulama yang diajak ber-mubahalah oleh MGA telah di lampirkan dalam buku Anjam-e- Aatham (1897). Maulvi Sanaullah diam beberapa tahun lamanya tidak menanggapi tantangan tersebut. Setelah sekitar lima tahun lamanya, para pendukungnya mulai menekan dia untuk menanggapi mub? halah itu
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Menanggapi hal itu Mirza Ghulam Ahmad kemudian menulis dalam buku Ijaz Ahmadi yang di terbitkan pada tahun 1902 sebagai berikut: Saya telah melihat pemberitahuan Maulvi Sanaullah dari Amritsar yang mana ia menyatakan memiliki keinginan yang tulus suatu keputusan, bahwa ia dan saya seyogyanya berdoa sehingga salah seorang di antara kita yang berdusta akan menemui ajal semasa hidup orang yang benar
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Tahun 1902 dan buku Ijaz Ahmadi diterbitkan pada bulan November di tahun yang sama. Menanggapi hal itu Maulvi Sanaullah menerbitkan sebuah buku berjudul Ilhamat Mirza (Wahyu-wahyu Mirza), ia menulis: Saya tidak pernah mendakwakan diri seperti Anda bahwa saya seorang Nabi, atau seorang Rasul, atau seorang anak Tuhan, atau seorang penerima wahyu. Saya tidak dapat, oleh karena itu, tidak berani untuk ikut dalam pertandingan semacam itu. Perkataan Anda bahwa jika saya mati sebelum Anda, Anda akan m
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Anda akan menyatakan bahwa itu adalah bukti kebenaran Anda dan jika Anda mati sebelum saya, maka siapakah yang akan pergi ke kuburan Anda untuk diminta pertanggung- jawabannya? Itulah sebabnya mengapa Anda mengemukakan tantangan yang konyol itu. Saya menyesal bagaimana pun juga, saya tidak berani ikut dalam kontroversi seperti itu dan kurangnya keberanian saya ini merupakan sumber kehormatan bagi saya dan bukanlah suatu sumber kehinaan.
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Banyak dari penentang Ahmadiyah membuat cerita mengenai penyebab kematian Mirza Ghulam Ahmad, dikatakan oleh penentang MGA meninggal di kamar mandi akibat ratusan kali buang air besar karena sakit kolera. Memang benar MGA beberapa kali buang air besar karena sakit diare bukan kolera. Mirza Ghulam Ahmad wafat dengan tenang diatas peraduannya dan kepergiannya disaksikan oleh keluarga, Sahabat dan kerabatnya pada tanggal 26 Mei 1908, pukul 10:30 pagi. Mirza Ghulam Ahmad wafat setelah 10 tahun ber-m
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Mirza Ghulam Ahmad wafat setelah 10 tahun ber-mub? halah dengan Maulvi Sanaullah, dan pada saat itu (1907)
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Setelah mengetahui fakta mengenai sakit dan wafatnya Mirza Ghulam Ahmad, sekarang yang menjadi persoalan dari segi aqidah adalah: Apakah sakit diare akut yang menyerang isi perut MGA dapat dikategorikan sebagai penyakit yang diridhai oleh Tuhan atau tidak?
|
||
![]() |
@wilman | 26 February 11 |
Hartono Ahmad jaiz pernah bertanya kepada Dr. Hasan bin Mahmud Audah, mantan orang kepercayaan Khalifah Ahmadiyah ke-4 Thahir Ahmad, yang sudah kembali ke Islam. Apakah benar, nabinya orang Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad yang lahir di India 15 Februari 1835 dan mati pada 26 Mei 1906, itu matinya di kakus (WC)?
|
||