1.SHIDDIQ. Artinya benar. Apa yg benar? Yg benar itu adalah, bahwasanya wajib kita itikadkan segala perbuatan dan perkataan rasul2 itu semuanya benar, yakni benar datangnya dari alloh ta'ala, dan bukan dari hawa nafsu. Dalilnya, firman alloh yg dibaca dalam qutbah ke2 sholat jum'at, *wa laa yantiqu a'nil hawa in huwa illa wahyu yuha* artinya -tdk berkata2 atau berbuat mrk itu(rasul2) dngan hawa nafsu melainkan wahyu yg diwahyukan. Jadi wajib diitikadkan bhw prkataan dn perbuatn rasul2 itu smuanya benar

Iman pada rasul itu maksum yakni dijamin, yg menjamin adalah alloh. Jadi wajib kt itikadkan bhw rasul2 itu tiada berdosa. Lalu bgmn dngn nabi adam yg memakan buah khuldi? Dalam iradatnya alloh ta'ala, disebut -iradat tdk berlazim dngan amar-nahi. Artinya, adakalanya tdk disuruh tapi dikehendaki. Adam dilarang tuk makan buah khuldi tapi kehendak alloh menyatakan itu mesti terjadi. Jg hikmah yg lainnya, nabi adam memiliki sgala amal ibadah kecuali taubat.

Untuk mendapatkan pahala taubat inilah maka iradat alloh menentukan, kalau nabi adam harus memakan buah khuldi tsbt dan melanggar larangan alloh. Jadi wajib kita itikadkan bhw seluruh rasul2 itu bersifat dngan shiddiq yg artinya benar dan mustahil dengan dusta.

2.AMANAH.artinya kepercayaan atau terpercaya. Yg percaya akan rasul ini adalah alloh ta'ala. Para rasul dipercayakan oleh alloh untuk menyampaikan kpd m ia tntng hukum2 alloh, dan mengajarkan kpd umat m ia ilmu2 agama dan ilmu2 ketuhanan. Rasul2 dipercayakan sbagai utusan yg menyampaikan khabar2 yg datang dari alloh. Lawannya KHIANAT, artinya tdk terpercaya, dan ianya mustahil tiada diterima oleh aqal jika rasul khianat. Jika rasul khianat maka akan membawa kekurangan kpd alloh ta'ala.

Alloh ta'ala maha sempurna, tiada kekurangan. Jika rasul khianat maka dngan sendirinya akan membawa kecelaan bagi alloh, sbb jika utusanNYA khianat, maka sudah barang tentu alloh ta'ala tdk sempurna. Maka menerima aqal kita, wajib bagi rosul bersifat AMANAH dan mustahil KHIANAT.

3.TABLIGH.artinya menyampaikan. Wajib kita itikadkan bhw rasul itu menyampaikan apa2 yg disuruh oleh alloh untuk disampaikan. Apapun wahyu yg datang maka wajib bagi rasul untuk menyampaikannya. Walau diancam akan dibunuh atau disiksa, seorang rasul tdk akan takut atau gentar dalam menyampaikan yg haq. Ilmu yg diterima oleh rasul pd 3 tmpat. 1.ilmu yg diterima untuk dirinya sendiri. 2. Ilmu yg diterima, suruh sampaikan kpd sluruh m ia. 3. Ilmu yg disuruh sampaikan kpd umat, tapi pilih orgnya.

Maksud dari pilih orgnya adalah, ada ilmu itu yg oleh aqal org awam tdk dapat mencernanya maka ilmu itu tdk boleh diajarkan kpd org awam, melainkan hanya kpd org2 khusus yaitu org2 martabat khawas. *kami sidang para nabi berbicara skdr aqal m ia*. Hadist ini berlaku untuk guru2 yg mursyd yg dpt maqam tabligh. Maka guru itu mesti bisa memfaraq aqal murid2nya. Maka ktk guru itu mnerangkan ilmu mestilh trjangkau oleh aqal murid2ny. Jika aqal simrid tdk sampai tpi ttp diajarkan, maka murid itu akn trsesat.

Kita contohkan sprti murid TK yg diajari dngan kalkulus. Maka bkn murid tk itu yg salah tapi si guru itu yg sbenarnya bego. Kmbali kpd sifat tabligh tadi, maka wajib kpd rasul untuk menyampaikan apa2 yg disuruh. Mustahil jika rasul menyembunyikan ilmu yg disuruh sampaikan. Sbb mustahil, krn sudah duluan rasul itu wajib bersifat amanah, maka mustahil jika rasul khianat dngan menyembunyikan ilmu.

Apapun resiko yg mesti dihadapi, rosul2 tdk akan gentar dalam menyampaikan yg haq. Tdk sembarang org yg mendapatkan maqam tabligh ini, sbb mrk ini org2 pilihan, yg berani dan tegas dalam menyampaikan hukum. Tdk akan mundur walau diancam dan disiksa. Yg haq tetap haq, dan yg bathal tetap bathal, tdk ada tolak angsur dalam menyampaikannya.

4.FATHONA.artinya cerdik bijaksana. Sebagian ulama tdk membahas dan mengikutkan sifat fathona ini dalam aqo'idul iman. Alasannya jika sudah besifat TABLIGH, sdh pasti cerdik pandai dan bijaksana, tidak mungkin org bodoh yg diutus untuk menyampaikan hukum2 tuhan. Alasan itu dpt diterima, hanya krng myashur, dan untuk kesempurnaan iman kpd rosul maka lebih afdol jika sifat fathona ini kita masukkan dalam sifat yg wajib bagi rosul.

Lawan sifat fathona adalah biladah yakni bodoh atau dungu. Mustahil, tdk diterima oleh aqal jika seorng rosul dikatakan bodoh. Mustahil alloh ta'ala menjadikan rosulNya atau utusanNya untuk menyampaikan wahyu dan ilmuNya adalah seorang yg bodoh dan dungu. Kita ambil contoh didunia aja, pesuruh kantor pun sekurang2nya tmatan sma, apalagi seorang rasul yg jelas adalah pesuruh alloh, mustahil jika bodoh dan dungu.

Maka sudah barang tentu jika seorang rosul itu wajib fathonah yakni cerdik dan bijaksana. Sbb kepandaian nabi2 dan rosul2 tdk didapat dari m ia, melainkan lansung dari alloh ta'ala. Sbb itu pula, dalam riwayat para rosul tdk ada satu pun diantara para rosul yg berguru kpd m ia. Jika mrk berguru akan m ia maka tdklah akan disebut mukjizat pada ilmu yg ada pada diri rosul2 itu.

SIFAT YG HARUS BAGI RASUL. maksud harus adalah boleh ya boleh jg tdk. Adapun yg harus bagi rasul itu adalah -BERKELAKUAN SEPERTI PERANGAI M IA AKAN TETAPI TIDAK MENGURANGI DERAJAT KERASULANNYA- rasul itu m ia sama sprti kita, mrk bukan malaikat. Maka perangai rasul jg sama dngan kita m ia. Rasul jg makan minum, tidur, sakit, beristri dll. Spanjang kelakuan rasul itu tdk merendahkan derajat kerasulannya, sprti dikatakan rasul berdusta, berzina, buta hurup, mencuri,dll yg dpt merndhkan drajat rasul

Maka tdk boleh kita itikadkan ibrahim telah berbohong kpd raja namrud ktk ditanyakan siapa yg telah menghancurkan berhala2 mrk. Kpd ibrahim diajarkan alloh kepandaian berhujjah untuk melawan org2 kafir itu. Seorng rosul tdk akan pernah berdusta, sbb padanya berdiri sifat SIDDIQH yakni benar dalam setiap ucapan dan benar dalam tiap perbuatan.

Sifat yg harus bgi rosul ini perlu kita perhatikan spy jangan itikad kt rusak. Seprti kata ummi pada rasul yg diartikan secara harfiah oleh org2 sebagai buta hurup. Sungguh tidak patut dan tdk layak jika seorang rasul itu buta hurup. Logikanya, jika seorg pesuruh kntor aja sekurang2nya tamatan smp, apalagi seorng pesuruh ALLOH. Kata ummi kpd rasul berbeda artinya dngan ummi kpd kita. Oleh ulama, kata ummi kpd rasul diartikan *tahu, tanpa blajar, sbb rasul itu tdk bljr pd m ia, melainkn dianugrahi alloh*

Ada lagi anggapan2 yg mengatakan rasul bedagang. Rasul bersifat TABLIGH maka beliau tdk ada pekerjaan dunia selain menyampaikan wahyu dan ilmu. Yg bedagang itu nabi. Perbedaan rasul dan nabi adalah pada sifat tabligh ini. RASUL=seorang laki2 baik keturunan, baligh lagi beraqal dianugrahi ilmu suruh menyampaikan pd m ia, teristimewa pd muhammad yakni pd sluruh m ia dan jin. NABI=seorang laki2 yg baligh dn beraqal baik keturunan, dianugrahi ilmu untuk diri sendiri dan beramal.

Ada lagi itikad org2 yg mengatakan nabi ayyub kudis2n sampe kepalanya beulat. Biasanya org yg beritikad bgni, stlh memberi salam wkt sholat trus mengusap ubun2nya. NA'UZUBILLAH, rasul sakit itu biasa, sbb mrk jg m ia. Tapi kalau sampai kudis2n dan beulat gt? Jumpa org panuan aja kita udah males tuk dket, palagi kalau kudis2an dan ada ulatnya. Sungguh tdk patut dan tdk layak jika hal bgtu terjadi pd seorang rosul alloh, dimana rosul itu adalah ikutan m ia, dan penyampai wahyu alloh.

Mang ada syarat y rosuwl g bleh bgt . . Maaf law salah bicara . .@xram

Maksud bbj, yg mana satu? Yg dinamakan sifat yg harus bagi rowsul yakni= berperangai sprti m ia ttpi tdk mengurangi derjat kerasulannya. Jika seorang rowsul buta hurup, dan kudis2an, tentu aja ini menurunkan derjatnya sbgai rowsul di mata m ia. Riwayat nabi ayyub, dikatakan iblis akan menguji iman beliau, iblis dahulu johir dari m ia, maka iblis sudah tahu akan kebesaran dan kekuatan alloh. Iman para rowsul itu MAKSUM, yg artinya dijamin oleh alloh. Iblis jg sudah tahu akan hal itu.