Untuk menggapai predikat taqwa bknlah hal yg mudah, perlu perjuangan dan konsistensi, agar kt tdk terpeleset dlm jurang kesesatan

Bgmn cara agar setiap tindakan kt itu baik di mata 4jji. Krn baik menurut qt, blm tentu baik di mata 4jji. Semua yg qt lakukan hrs dg ilmu, iman, itiba & ikhlas, agar menjadi amal sholeh.

Antara mukmin dan muttaqin ibarat setali tiga uang, seperti asap dgn api. Api adalah api, asap adalah asap. Ada asap tanda ada api. Begitu pula dgn mukmin dan taqwa, ada taqwa karena mukmin. Tidak akan bertaqwa seseorang jika dia tidak mukmin. Karena mukmin tadi maka johirlah taqwa dalam pada diri seorang mukmin.

Johir taqwa pd seorang mukmin pada 2 tempat. 1.taat mengerjakan setiap ibadah yg johir dan meninggalkan seluruh maksiat johir. 2.taat mengerjakan semua ibadah bathin dan meninggalkan seluruh maksiat bathin. Jika seorang mukmin mengerjakan hal yg begini, maka tidak syak bhw dia adalah sebenar-benar takut akan alloh ta'ala.

Entah bro aray27 salah menulis tntang surga bukan untuk org mukmin atau yg dimaksud adalah muslimin. Sbb yg namanya taqwa adalah maqam atau fi'il dari seorang mukmin. Yg dikatakan mukmin apabila dia telah mengetahui makna dari dua kalimah syahadat dan kemudian meng-isbatkan (menetapkan) makna tsbt didalam hati dgn jazam, tiada syak, dzon dan waham, maka dikatakanlah dia termasuk dalam gol mukmin atau org2 yg beriman.

Kesempurnaan seorang mukmin dgn -iman kpd kitab. Kitab berupa qur'an, al hadist, dan kitab2 dari ulama mushonnif. Maka seorang mursyd yg tidak memakai kitab dalam pengajarannya, tidak dapat diperpegangi. **iman kpd malaikat. Maka jika dikatakan beriman akan malaikat seseorang itu tidak akan pernah berbuat maksiat johir. **iman kpd akherat. Lazim dari beriman akan akherat ini fi'il do'a dan taqwa. **iman kpd taqdir. Melajimkan ridho, sobar, tawakkal,dll. Maka sempurna mukmin jika ada semua ini.

Sebaliknya, jika hanya ada iman akan makna 2 kalimah syahadat saja, akan tetap disebut mukmin. Akan tetapi termasuk dari gol mukmin yg fasiq. Tidak sempurna imannya dikarenakan iman yg kurang kpd malaikat sehingga masih melakukan maksiat yg zohir. Tapi tidak pada maksiat bathin. Mukmin yg fasiq inilah kelak yg akan dihisab akan dosanya, lalu dicuci sekalian dosa2 mereka itu dalam neraka. Setelah dosa2 itu tercuci barulah mereka di angkat kesurga. Tapi yg jelas, kunci surga itu adalah mukmin.

Mas tlg dong kasih ayat yg menerangkan syurga itu buat orang mukmin. Dan ayat ttg pencucian dosa di neraka, trs br msk sorga.

Hadist rasululloh **akan terlepas dari neraka(tidak kekal) jika memiliki iman walau sebiji zarroh*. Kelak yg dihisab itu adalah mukmin. Sbb c*ma mukmin lah yg disuruh ibadah. Diluar mukmin tidak disuruh. Perhatikan semua ayat2 qur'an yg menyuruh kpd ibadah dimulai dgn kalimat *yaa aiyyuhal ladzi na 'amanu*. Bahkan seruan untuk bertaqwa pun hanya kepada org beriman. Bro, km mesti membedakan fiil dgn nama. Mukmin adalah nama tuk org2 yg beriman, sdngkan taqwa adalah fi'il dari mukmin tersebut.

Karena ada hisab inilah maka jika timbangan ibadahnya lebih kpd dosa, maka dimasukkan ia kedalam neraka terlebih dahulu. Baru kemudian dilepas kembali. Dan surga untuk org2 yg begini sudah ada ketentuannya, lihat aja ketentuan dari masing2 tingkatan sorga tersebut. Dikatakan pencucian dosa hanya tamsil dari pembalasan atau hukuman org2 mukmin yg fasiq. Hanya saja, jika perintah ibadah hanya untuk mukmin maka yg dihisab pun c*ma mukmin. Pelajari apa itu iman dan mukmin.

Dalam tauhid c*ma ada 2 hukum. Mukmin atau kafir. Tidak bisa bercampur antara keduanya. Firman alloh *tidak kami letakkan 2 rongga dalam hati anak adam*. Artinya, tidak bisa bercampur antara mukmin dan kafir. Inilah hukum tauhid atau hukum aqal. Pada hukum syara' yakni org2 muslim yg telah aqil baligh baru ada hukum2 seperti myusrik, munafiq, dan fasiq. Oleh krn itu, ushuluddin (tauhid) adalah awal dari agama. Tauhid inilah yg menentukan identitas diri kita, mukmin atau kafir.

Jika memiliki tauhid maka disebut mukminin jika tidak disebut kafirin atau kafirun. Mukminin ini umum sifatnya, maka ada mukmin yg khusus yg sesuai dgn maqom atau tingkatnya seperti disebut muttaqin untuk orang2 yg taqwa, mukhlisin untuk org2 yg ikhlas, sobirin untuk org2 yg sobar, muqorrobin untuk org2 yg mencintai dan dekat dgn alloh ta'ala, mujahidin, shiddiqin, al ihsan dll. Kesamaan atau dasar dari semua ini tetap satu yakni mukminin atau mukminun.