Inilah sebab khas bagi adab, tiada sembarang orang yang dapat melaksanakannya, bahkan sedikit yang mengetahuinya, yaitu hanya orang-orang yang dianugerahi ilmu laduni (Makrifat). Misalnya perlakuan terhadap Rasul Allah, ia ta'at pada apa-apa yang di suruh oleh nabinya, dan mengambil segala sesuatu yang berlaku zahir, bathin dan perkataan pada nabinya sebagai panutannya dalam ibadahnya. Apabila ia mengikuti perkataan rasulnya itu dikarenakan kebutuhannya pada dunia saja, seperti menggantungkan penghidupannya pada rasul, mengharap mendapat perlindungan, usaha, dan lain-lain, mengambil manfaat dunia dari ilmu yang diajarkan rasulnya, maka orang ini adalah golongan orang-orang munafiq yang berlindung dibalik agama, ia merasa seolah menjaga adab, tanpa disadarinya ia khianat kepada rasulnya. Apabila ia mengikuti perkataan nabinya itu dikarenakan kebutuhannya pada bimbingan, seperti menggantungkan Ruhnya pada nabi, mengharap mendapat perlindungan, syafa'at, dan lain-lain, mengambil manfaat syurga dari ilmu yang diajarkan nabinya, maka orang ini adalah golongan orang-orang taklid yang berlindung pada makhluq, ia merasa seolah menjaga adab, tanpa disadarinya ia khianat kepada rasulnya. Apabila ia mengikuti perkataan rasulnya itu dikarenakan kefahaman pada ajarannya, hingga ia mengikutinya, menghormatinya, percaya penuh pada rasulnya, ta'at pada perintahnya dan lain-lain, dikarenakan suruh Allah, maka orang ini adalah golongan orang-orang beradab yang berlindung pada Allah, tanpa disadarinya ia meninggikan martabat rasulnya diatas segala makhluq didalam qalbunya.

Antara disangkal dengan dituju Antara bayang dengan Empunya bayang Antara engkau dengan Dirimu Antara Sifat dengan Zat Inilah Tamsil antara muhadats dengan Yang Qadim, Jarak tiada antara, dekat tiada bersentuh. Tujuan tak tentu, bila tak ada yang disangkal Empunya bayang tak nampak, bila tak berbayang Diri tak merasa bila engkau tiada Zat tiadalah 'ain bila tak bersifat Inilah sebab alam dijadikan untukmu Bila engkau telah sampai, lepaskan Sangkalan Bila engkau telah sampai, lepaskan bayangan Bila engkau telah sampai, lepaskan Sifat Bila engkau telah sampai, binasa engkau dan segala yang kau saksikan tinggallah Dia, Tiada Sifat, Tiada Nama, Tiada Kelakuan, HANYA 'DIA' Bila telah sampai pada tiada yang diciptakan, tiada yang dijadikan, maka tiadalah 'ain, tiada syuhud, tiada sesuatupun yang dapat disebut, melainkan Al-Haq semata, melebihi Haqqul yaqien pada sisi Yang Mengetahui, Yang Merasa, Yang Mendengar, Yang Melihat dan Yang Berkata-kata. Keadaan inilah yang mustahil bagi seorang hamba untuk mencapaiNya, kecuali MUHAMMAD. Inilah keadaan bagi Mujadid, Mursyid, ataupun MUHAMMAD dengan maqam Rasul. Keadaan ini tiadalah dapat engkau usahakan, walaupun engkau pertaruhkan ruhmu, dan tiada dapat engkau minta, walaupun dengan Latiefmu menangis darah. Sesungguhnya keadaan itu tertentu bagimu, jika engkau mengetahuinya. Sesungguhnya keadaan itu mustahil engkau dapatkan, jika engkau mengingkarinya, bahkan akan membawamu menjadi kayu bakar didalam bara api Neraka Hutomah. Maka sebelum engkau mencapai ini, tetaplah engkau pada keadaan yang di tajjalikan untukmu, untuk kemudian engkau amalkan segala suruh pada keadaanmu itu, jangan engkau mencari-cari keadaan itu, apalagi engkau menzahirkannya dengan menduga-duga, maka Neraka Hutomah adalah tempat tertentu untukmu. Tetaplah yakin pada Ilmu yang telah engkau saksikan walau tiada Haq pada dirimu, sebab dengan Dia kesabaran dan ke ikhlasan pada qadar keadaanmu akan menuntunmu kepada keadaan itu.

Alhamdulillah .. mas awam...mohon dilanjut..wacana keilmuanNYA...insya Allah menjadi tafakur dan aktualisasi hidup.. syukron.

menyimak...