
![]() |
@battosai | |
Syaikh Abu Nashr as-Sarraj -rahimahullah- berkata: Tawakkal adalah kedudukan spiritual yang mulia. Allah telah memerintahkan untuk selalu bertawakkal, dan Dia menjadikannya selalu berbarengan dengan iman. Sebagaimana firman-Nya: ''Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri.'' (Ibrahim: 12).Di ayat lain, ''Dan hanya kepada Allah-lah orang-orang mukmin hendaknya bertawakkal.'' (Al-Ma'idah: 11). |
||
22
Replies
2541
Views
0 Bookmarks
|
Page #: 1/2 |
![]() |
@isma1l | 16 June 08 |
gw mhn izin utk tanya, elo bisa tawakal? gw gk bisa tuh...ngomong2 gw yakin tak ada cara slaen bersih2 diri.
|
||
![]() |
@achmed | 18 June 08 |
Tawakal adalah kewajiban yg dibebankan padamu,arti diwajibkan adalah musti dimujahadahkan dgn mencari jalan yg Haq disisi Allah,yakni mengikuti ajaran Rasulullah SAW selama ada aqalmu melalui menuntutnya pada sandaran ulama warasatul anbiya,urusan dapat atau tidak engkau bertawakal thd Allah Jalla wa azza adalah urusanNya.Dia Mengetahui apa2 yg tdk engkau ketahui. Dan Dialah Yang Menjadikan dirimu dan apa2 perbuatanmu.
|
||
![]() |
@bisa2aja | 24 June 08 |
tawakkal ada hubungana dg rukun iman yg ke6 kgk yah.
|
||
![]() |
@bisa2aja | 1 July 08 |
menanti sebuah ulasan.
|
||
![]() |
@g44_gisa | 1 July 08 |
Muraja'ah dg dgr murotal abdurrahman as sudais..afwan kl oot
|
||
![]() |
@g44_gisa | 1 July 08 |
br'uzlah yar dpt perenungan penghayatan tafakur dan tadabur ehe
|
||
![]() |
@g44_gisa | 1 July 08 |
br'uzlah yar dpt perenungan penghayatan tafakur dan tadabur ehe
|
||
![]() |
@bisa2aja | 1 July 08 |
jaman skarang tdk mudah wat melakukan uzlah nampaknya deh . .bener kgk neh.
|
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Setelah Allah menyebutkan tawakkalnya semua orang yang bertawakkal (secara umum), kemudian mengkhususkan tawakkalnya orang-orang mukmin, kemudian berikut ini Allah menyebutkan tawakkalnya orang-orang yang sangat khusus: ''Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.'' (Ath-Thalaq: 3) |
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Allah tidak mengembalikan mereka pada sesuatu selain Dia sendiri. Sebagaimana firman-Nya yang ditujukan kepada tokoh para rasul dan imam orang-orang yang bertawakkal: ''Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Mahahidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hambanya.'' (Al-Furqan: 58). ''Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat).'' (Asy-Syu'ara: 217-218). |
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Maka orang-orang yang bertawakkal itu terbagi dalam tiga tingkatan: Pertama, tawakkalnya orang mukmin, dimana syaratnya ada tiga macam, sebagaimana dikemukakan oleh Abu Turab an-Nakhsyabi ketika ditanya tentang tawakkal, ''Tawakkal adalah melemparkan diri dalam penghambaan ('ubudiyyah), ketergantungan hati dengan Sang Maha Memelihara (rububiyyah), dan tenang dengan kecukupan. Jika diberi akan bersyukur, jika tidak diberi akan bersabar dan rela dengan takdir yang telah ditentukan.'' |
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Sebagaimana pula dikatakan oleh Dzun-Nun al-Mishry -rah- ketika ditanya tentang tawakkal, ''Tawakkal ialah membiarkan diri untuk tidak mengatur, dan melepaskan diri dari (bersandar pada) upaya dan kekuatan.'' Sebagaimana pula dikatakan oleh Abu Bakar az-Zaqaq -rah-, ''Tawakkal adalah mengembalikan sarana hidup yang cukup untuk sehari, dan menghilangkan kekhawatiran di esok hari.'' Ruwaim -rah- ditanya tentang tawakkal, ia menjawab, ''Percaya penuh pada janji Allah.'' Sahl bin Abdullah -rah- ditanya tentang tawakkal, jawabnya, ''Tawakkal ialah melepaskan diri untuk mengikuti irama Allah sesuai apa yang Dia kehendaki.'' |
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Kedua, adalah tingkatan tawakkalnya orang-orang khusus. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu al-Abbas bin 'Atha' al-Adami -rah-, ''Barangsiapa bertawakkal kepada Allah bukan karena Allah, maka sebenarnya ia belum bertawakkal kepada Allah sampai ia bertawakkal kepada Allah, dengan Allah, dan karena Allah. Ia hanya akan bertawakkal kepada Allah dalam tawakkalnya, bukan karena faktor atau sebab lain.''
|
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Atau sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Ya'qub an-Nahrajuri -rah-, ''Tawakkal ialah matinya nafsu ketika hilang bagian-bagian kenikmatannya dari berbagai sarana (sebab) dunia dan akhirat.'' Abu Bakar al-Wasithi -rah- juga mengatakan, ''Dasar utama tawakkal adalah karena merasa perlu. Dan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan tawakkal dalam angan-angan dan cita-citanya. Sepanjang umurnya tidak pernah menoleh tawakkalnya dengan rahasia hatinya meskipun hanya sekejap.'' |
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Sahl bin Abdullah -rah- pernah berkata, ''Tawakkal adalah wajib secara keseluruhan yang tak punya tengkuk, (selalu lurus ke depan dan tidak bisa menoleh, pent.) dan ini tidak bisa kecuali hanya untuk ahli kubur.'' Mereka mengisyaratkan tentang hakikat tawakkalnya orang-orang yang bertawakkal dalam tingkat khusus. |
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Ketiga, adalah tawakkalnya orang-orang kelas paling khusus. Sebagaimana pernah dikatakan oleh Asy-Syibli -rah-, ''Engkau selaku milik Allah hendaknya sebagaimana Engkau tidak ada. tara Allah terhadap Anda sebagaimana tak pernah sirna.'' Sebagaimana dikatakan oleh sebagian guru sufi, ''Hakikat tawakkal adalah tidak seorang pun dari makhluk-Nya ada yang sanggup berbuat sempurna. Sebab Yang Maha Paripurna hanyalah Allah.'' Abu Abdillah bin al-Jalla' -rah-, ''Berlindung diri hanya kepada Allah semata dalam segala kondisi.'' |
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Ketika Al-Junaid -rah- ditanya tentang tawakkal, ia menjawab, ''Tawakkal adalah bergantungnya hati kepada Allah.'' Diceritakan dari Abu Sulaiman ad-Darani -rah- bahwa ia pernah berkata pada Ahmad bin Abu al-Hawari, ''Wahai Ahmad, sesungguhnya jalan akhirat itu banyak, sedangkan syeikhmu banyak tahu tentang jalan-jalannya kecuali tawakkal yang penuh berkah ini. Sesungguhnya aku pernah mencium bau darinya. Tidak pula ada hembusan wngi darinya.'' |
||
![]() |
@battosai | 3 July 08 |
Sebagian kaum sufi yang lain berkata, ''Barangsiapa ingin melakukan tawakkal dengan sebenarnya, maka hendaknya menggali kubur untuk dirinya, kemudian dirinya dikubur di dalamnya, dan melupakan dunia dengan segala isinya. Sebab tak seorang makhluk pun yang sanggup melakukan tawakkal dengan sempurna.'' tara itu tawakkal mengharuskan ridha. Demikian ringkasan bab tawakkal dari kitab Al-Luma'. |
||
![]() |
@battosai | 8 July 08 |
Insya Allah pertanyaan isma1l telah terjawab oleh kang achmed. Ada sebuah ungkapan munajat yg disampaikan oleh Ibnu 'Atha'illah as-Sakandary, ''Ya Robbi, bagaimana aku akan bertekad, tara Engkau-lah Yang Menentukan? Tapi, bagaimana aku takkan bertekad, tara Engkau-lah Yang Memberi Perintah?''
|
||
![]() |
@battosai | 8 July 08 |
@kang bibija, bisa dibilang ada hubungan antara tawakkal dgn takdir. Klo disederhanakan makna tawakkal, bisa diartikan 'siap menghadapi takdir'. Keyakinan yg kuat kepada Allah akan membuahkan kepercayaan bahwa Allah pasti akan berlaku adil dalam memutuskan takdir seorang hamba. Jadi siap menerima keputusan Allah ini dilandasi oleh keyakinan penuh pada janji Allah.
|
||


